Jumat, 01 Juli 2011

I have no choice. Ah~ yang bener?

hidup itu penuh pilihan.
" I have no choice"
Hidup selalu penuh dengan pilihan. Mulai dari hal kecil seperti makan, hingga sesuatu yang besar seperti pendamping hidup dan masa depan. Namun tak jarang kita terpaku pada pilihan yang terlihat tanpa menghiraukan pilihan yang lain yang sebenarnya didepan mata namun tak terlihat. Dan disaat itu akan selalu muncul kata-kata " mau bagaimana lagi, aku sudah tidak punya pilihan lain".


Dalam ilmu Ekonomi ada yang dinamakan managemen resiko, dimana kita hidup selalu dipenuhi dengan resiko yang baik itu besar maupun kecil akan sangat berpengaruh demi kelangsungan hidup kita. Dan dengan me-manage resiko itu diharapkan kita bisa lebih mudah dan sedikit terhindar dari resiko berat yang akan kita alami jika terjadi hal yang tidak diinginkan. Managemen resiko sedikit banyak memberitahu kepada kita, bahwa sebenarnya kita selalu punya banyak sekali pilihan meskipun pilihan itu tidak akan pernah terhindar dari yang namanya resiko.

Lalu bagaimana dengan statemen yang sering kita dengar ketika seseorang ditanya mengenai pilihannya yang salah, lalu ia menjawab " Tidak ada pilihan lain "?.

Simak cerita dibawah ini,
              
         Andi adalah anak seorang guru SD. Sejak kecil dia bercita-cita ingin menjadi seperti ayahnya yang setiap hari memberikan ilmu yang berguna untuk muridnya. Ayahnya selalu mendukung apa yang dicita-citakan anaknya, sang anak pun selalu menjadi bintang kelas dan menjadi anak yang berbakti. Setelah lulus Smp sang anak masuk Sma yang populer. Disini ia bertemu dengan banyak teman baru dan berjuta cita yang berbeda satu sama lain. Lambat laun ia berfikir, di era yang sudah berubah ini profesi guru pun dianggap tidak menjanjikan. Maka ia berubah haluan meniti karier di bidang hukum setelah lulus kuliah sembari ikut berpartisipasi dalam sebuah partai politik. Kariernya bisa terus menanjak karena ia membantu dalam hal "hitam" juga dan memiih untuk menikmati hidup di jalan itu.


Dari sepenggal cerita diatas,bisa sedikit mereflesikan bahwa kita hidup penuh dengan pilihan. Dan dalam hal ini yang menjadi fokus adalah apakah Andi memilih menjadi guru atau profesi yang lain?, apakah bersikap jujur atau menikmati hidup dalam kebohongan?, apakah membantu orang lain dan bermanfaat atau memilih memikirkan diri sendiri?. Semua hal tersebut selalu susah untuk dipilih dalam kehidupan sehari-hari,dan tak jarang kita paham sepenuhnya bahwa pilihan kita itu salah. Diakhir cerita pun selalu ada 2 hasil akhir akan hal itu, yang pertama menyesal dan mencoba memilih menjalani kesempatan kedua dengan baik atau yang kedua mencoba menyenangkan diri dengan menyalahkan hidup dan berkata "Aku tak punya pilihan pada waktu itu"

Pilihan dalam hidup kita akan mempengaruhi hasil akhir dari perjalanan "mampir minum" ini. Dan percayalah bahwa dalam hidup ada 2 jenis pilihan, pilihan yang terlihat mata, dan pilihan yang terlewatkan. Terkadang kita selalu terpaku dengan pilihan yang terlihat dengan mata, dimana kita dihadapkan pada sesuatu yang kita mungkin tak mau memilihnya namun seakan-akan "ada keharusan". Tetapi kita lupa akan pilihan yang sudah ada namun tak menjadi fokus. Contohnya kita dihadapkan pada pilihan "menjadi manager tetapi karena KKN" atau " menjadi karyawan tetapi hasil usaha murni". Pilihan yang terlihat adalah menjadi manager atau karyawan, dimana kita dihadapkan pada pilihan untuk memperbaiki hidup atau tetap pas-pasan. Dalam hal ini kita terkadang melupakan / melewatkan sebuah pilihan dimana kita selalu ingin memilih untuk menjadi orang yang jujur. Jika kita memilih menjadi manager karena KKN mungkin kita akan sedikit meningkatkan nilai hidup, tetapi kita lupa bahwa kredibilitas kita pun ikut menurun. Sedangkan jika kita memilih untuk tetap menjalani hidup sebagai karyawan namun berpegang teguh pada pilihan jujur, bukan tidak mungkin akan banyak pilihan lain yang akan datang dengan tidak mengurangi kredibilitas kita sebagai manusia. Karena yakinlah bahwa Tuhan lah yang mengatur rezeki kita.

Memang tidak mudah menentukan sebuah pilihan dalam hidup. Tetapi jangan pernah berfikir bahwa kita sudah tidak punya pilihan lain dalam hidup. Kita selalu punya pilihan, hanya saja kita kadang terlalu mudah untuk memilih. Dan hal yang lebih ironis adalah kita paham bahwa pilihan kita itu salah. Pilihan dalam hidup selalu beriringan lurus dalam perjalanan hidup yang kita lewati, selalu ada 2 pilihan yaitu menjadi baik karena Tuhan atau menjadi buruk. Semoga kita selalu dibukakan pikiran yang jernih dalam memilih jalan hidup yang benar. Amin.

4 komentar:

  1. wow.. keren taki san.wow.. keren taki san.

    BalasHapus
  2. hehe...terima kasih....m(_._)m

    BalasHapus
  3. pikiran anak kecil emang masih bersih, beda dengan orang dewasa yang 'bibit kejahatan'nya sudah tumbuh. karena itu, jadilah orang dewasa yang selalu mempertahankan agar 'bibit kejahatan' tidak tumbuh dalam diri kita.

    BalasHapus
  4. anak kecil itu lebih polos dari orang dewasa. Dan anak kecil itu lebih besar motivasinya dan angannya dari pada orang dewasa. hal itu bisa dilihat dari cita-cita dan alsannya.

    jika ditanya kenapa bisa demikian jawabannya cuma satu, karena orang dewasa lebih suka menipu dirinya sendiri.

    BalasHapus